Senin, 14 Mei 2012

TENTANG SEKOLAH, JABATAN, DAN POLITIK KELUARGA

Seperti yg gue bilang sebelumnya, Saat ini gue sekolah di Sekolah Pelayaran Menengah Pembangunan atau SPM Pembangunan, Sekolah kemaritiman ini mempunyai sistem pendidikan semi militer, Kami dididik keras, dan disiplin tinggi layaknya angkatan bersenjata, Tapi perbedaannya dengan militer, tentunya kami ga diajari berperang. Organisasi yg kami gunakan adalah Batalyon, bukan Osis seperti tingkat SLTA / sederajat pada umumnya. Jabatan tertinggi adalah Komandan Batalyon (Danyon), Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon), Dewan Musyawarah Taruna (Demustar), Dan berturut-turut sampai Komandan Pleton (Danton) Tingkat 1 - Polisi Taruna (Poltar) Tingkat 1. Pas baru masuk gue sempet mau dijadiin danton sama senior gue, Tapi berhubung gue ga masuk karena sakit, ga jadi, Lalu gue daftar jadi Capol (Calon Polisi Taruna), Dan Alhamdulillah terpilih, Maka resmilah gue jadi Poltar tingkat 1 Teknika B, Banyak banget kenangan gue pas jadi poltar, Pagi-pagi, belum sampe jam setengah 7, Gue pernah push-up kalo ditotal 200 kali, cuma dalam waktu ga lebih dari 1 jam, pas itu yg mimpin Wakapoltar gue, Senior Ferdiansyah namanya, dahsyat abis, tangan langsung kenceng banget, Gemeteran terus, hhaha Pernah juga dimarahin abis-abisan sama senior, gara-gara salah satu temen sekelas gue ada yg ketauan bawa barang bebas kesekolah, Gue, emen, setia, yg pas itu jadi poltar, sama Micheal - Waliyyan, danton-wadanton gue pas itu, Abis sama senior-senior, Dari yg namanya dicaci-maki, sampe di push-up'in rame-rame, udah pernah ngalamin. Terus pas naik kelas 2, Gue naik jabatan jadi Danton, gantiin micheal yg kena "seleksi alam", Sampe pas udah deket habisnya masa jabatan batalyon 26. Pas pemilihan DJ (Danki Junior), Gue ditawarin jadi DJ Teknik sama instruktur gue, Pengalaman, dari tahun ketahun DJ teknik selalu jadi Danyon. Tapi karna beberapa alasan dan pertimbangan secara matang, gue nolak, Gue lihat terlalu banyak masalah yg datang kepada angkatan gue, Dan gue rasa yayasan ga sepenuhnya mendukung setiap kegiatan kami, Tapi ternyata nama gue tetep naik jadi DJ teknik pas itu, bareng sama Aditya, DJ Nautik, Dan Dek Age, DJ Perikanan. Dan ternyata dugaan gue tepat, Yayasan memainkan suatu konspirasi yg gue sebut "Family Politics", Nama gue yg udah fix disetujuin Instruktur, Assisten Instruktur, Guru BP/BK, dan kesiswaan, dicoret gitu aja, tanpa rapat, tanpa obrolan sama yg lain, Diganti sama salah satu keluarga dia yg sekolah disitu juga, Salah satu sahabat gue, Afif. Dan benar, afif naik jadi danyon. Habis itu instruktur gue tetep mau ngasih gue jabatan di batalyon, Gue ditawarin jadi Danki Teknik, Dan danki teknik sebelumnya, Senior Nicolaus, juga dukung itu, Tapi gue tetep nolak, Karna gue lihat dari awalnya aja udah ga bener gini, Kedepannya juga gue yakin ga berjalan baik. Dan ternyata bener, belum sampe kurun waktu 3 bulan masa jabatan batalyon baru, Udah ada 2 kali re-suffle pejabat. Gue ga nyalahin afif, selaku danyon, Karna gue pikir dia juga salah satu korban, dari "family politics" ini, Dan gue yakin Allah emang punya pilihan terbaik, dan Afif dan jajarannya'lah yg terbaik saat ini. Tapi biarpun saat ini gue ga punya jabatan, alias sipil, Gue tetep dukung batalyon gue, Gue sering kasih masukan-masukan buat mereka, Sering juga gue kasih manuver-manuver yg mengkritik yayasan secara halus, Karna satu, gue cuma mau yg terbaik buat gue, buat sekolah gue, buat senior-senior gue, buat adek-adek gue, dan seluruh pihak yg terlibat di SPM Pembangunan ini, Loyalitas, gue lakukan ini semua atas nama sebuah kata yg singkat, namun memiliki arti sangat dalam tersebut. NB : Gue nulis ini bukan karna dendam sama yayasan, sama batalyon atau sama siapapun, Pure gue cuma mau berbagi pengalaman gue, Yg gue harap ada sisi baik yg bisa sama-sama kita diambil dari postingan gue kali ini, Karna apa yg dikatakan pepatah itu benar, "Pengalaman adalah guru terbaik".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar